Pagi itu tanggal 21 Februari 1927 terjadi kehebohan di hotel
Cipunaga. Ternyata sang direktur hotel bernama RizalSeptian (RS) baru saja
dibunuh oleh salah seorang tamu yang menginap.
Mayat RP ditemukan mati karena lilitan tali di lehernya. Namun,
yang aneh adalah posisi mayat yang berada di antara sobekan-sobekan tanggal
kalender, dari mulai tanggal 20 sampai 27 Februari. Bahkan di genggaman tangan
kanannya juga terdapat satu lembar tanggal kalender, yakni 28 Februari.
Sehingga yang tergeletak tepat di samping kanan tangan kanannya adalah sisa
kalender yang belum dirobek, yaitu tanggal 1 Maret.
Polisi akhirnya mengumpulkan para tamu yang kebetulan hari itu
menginap. Kebetulan waktu itu hanya ada 5 orang tamu yang menginap. Berikut
adalah nama-nama mereka dan alasannya menginap di hotel Cipunaga.
1. Firman Juliansyah, sedang mewawancarai beberapa tokoh masyarakat
mengenai premanisme di daerah sekitar hotel.
2. Dina Martina, sedang dalam acara panjat tebing di bukit dekat hotel.
3. Andi Febriansyah, sedang menjual peralatan tukang seperti palu,
obeng, pisau, bor, dan lain-lain di daerah sekitar hotel.
4. Agustinus Medah, sedang dalam perjalanan menuju Surabaya, karena
kemalaman di jalan maka ia menginap di hotel ini.
5. Desi Suminarti, sedang membuat dokumentasi daerah hijau di sekitar
hotel, karena ia adalah seorang fotografer profesional.
Setelah diinterogasi, ternyata mereka semua sudah lama kenal
dengan RS dan masing-masing punya masalah pribadi. Karena waktu perkiraan
kematian sekitar jam setengah 3 pagi di waktu para tamu sedang tidur, maka
semua tamu tersebut tidak punya alibi.
Polisi meyakini bahwa sobekan tanggal kalender yang berserakan dan
yang digenggam mayat adalah pesan kematian yang menunjukkan identitas si
pelaku. Nah, dapatkah Anda menemukan siapa pelakunya lebih dulu sebelum Polisi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar